Tentang Ladies on Wall
LADIES ON THE WALL adalah event gathering tahunan para writer wanita di Indonsia dan merupakan event besar skena graffiti wanita Indonesia. Di tahun ke-4nya Ladies on the wall 2017 dieksekusi di Bandung, tepatnya di Istana kawaluyaan, Buah batu tanggal 19-20 Agustus.
Perempuan dan Seni Vandal
Paradigma negatif tentang kaum hawa penggiat seni vandal (graffiti & mural) lambat laun mulai terkikis seiring dengan makin intense-nya pergerakan para penggiat graffiti wanita di Indonesia. Salah satu dari sekian banyak dari penggiat Graffiti Wanita Indonesia adalah Onde.
Disela-sela persiapannya berpartisipasi dievent LADIES ON THE WALL, writer perempuan asal Bandung ini menyempatkan bertandang ke markas CrossoverBDG. Berbicang-bincang santai tentang kekaryaan, passion-nya di ranah seni vandal.
Mulai kecanduan dengan seni vandal dan mulai turun ke jalan ditahun 2012, hal yang paling dinikmati seorang Onde adalah proses saat dia membuat karya dan interaksinya dengan orang-orang yang ada diruang publik, baginya ruang publik adalah galeri-nya, ruang pamer dimana orang-orang bebas mengapresiasi ,mengkritisi atau bahkan menghapus karya-karyanya.
Mengaku terinspirasi oleh seniman jalanan Os Gemeos (Sao Paulo, Brazil), Stereo Flow (Bandung) dan Darbotz (Jakarta), Onde mengembangkan karakternya sendiri yang diberi nama Jengke (Jinjit dalam bahasa Indonesia), dengan si Jengke, Onde ber-narasi tentang isu-isu personal dan kadang hal-hal satir yang dirasakanya.
Bagi writer perempuan yang kini kuliah semester 3 di fakultas Desain disalah satu kampus swasta di Bandung, graffiti danl mural adalah salah satu saluran untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya.
Kontroversi yang lekat dengan seni vandal ini terus menuai pro dan kontra, meski demikian seni jalanan ini tetap berkembang, akan tetap menjadi insignia sebuah generasi, tetap mewarnai sudut-sudut monton ruang publik, tetap menuai cibiran bagi penegak regulasi tata kota, dan tetap dikagumi bagi para pecinta kebebasan ber-estetika.